SEMINAR KESEHATAN “TREND PERAWATAN LUKA TERKINI DENGAN MADU PADA LUKA DM – TINJAUAN ASPEK PSIKOLOGIS DAN ENTERPRENEURSHIP NURSING” Prodi Keperawatan Magelang

Sabtu, 8 Oktober 2016 kemarin HIMA (Himpunan Mahasiswa) Prodi Keperawatan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang, melaksanakan program kerja tahunan yaitu seminar kesehatan. Seminar kali ini mengambil tema “Trend Perawatan Luka Terkini dengan Madu pada Luka DM: Tinjauan Aspek Psikologis dan Enterpreneurship Nursing”. Tema ini  sangat menarik perhatian berbagai kalangan mulai dari kalangan akademisi, praktisi kesehatan dan juga masyarakat umum. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat semakin merasa perlu untuk mengetahui lebih lanjut berbagai macam penyakit kronis yang memberi dampak tidak hanya bagi diri penderita namun juga keluarganya.

Acara seminar diawali dengan tiga buah lagu yang dilantunkan oleh band akustik mahasiswa Prodi Keperawatan Magelang dan tarian Kerincing Emas yang dibawakan oleh mahasiswa Prodi Keperawatan Magelang yang tergabung dalam UKM Tari. Sebuah tarian yang dapat menggambarkan rasa syukur atas nikmat kesehatan yang telah Tuhan anugerahkan, mengantarkan seluruh peserta seminar untuk menyimak presentasi dan diskusi.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Penyelenggara, Devi Kartika Septiyono, mahasiswa Prodi Keperawatan Magelang mengatakan bahwa seminar kali ini diikuti oleh setidaknya 586 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, perawat rumah sakit dan juga masyarakat umum. Sebagai Ketua Panitia, Devi merasa sangat berbahagia walaupun dalam proses persiapan mengalami berbagai macam kendala, namun pada akhirnya seminar kesehatan kali ini benar-benar menuai sukses yang luar biasa. Devi juga menyampaikan ucapan terimakasih atas kerjasama dan dukungan dari Civitas akademika, Ikatan Alumni Prodi Keperawatan Magelang, PPNI Kota Megelang dan segenap panitia. Selain itu ucapan terimakasih disampaikan juga kepada sponsor seminar seperti Ganesha Taylor, Happy Puppy, Garuda Fotocopy, SS, Hello dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Tanpa kerjasama tersebut pelaksanaan seminar ini tentunya tidak dapat berjalan dengan baik.

Sambutan selamat datang disampaikan oleh Wiwin Renny Rachmawati, SPd, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi D 4 Keperawatan Magelang. Dalam sambutannya beliau menyampaikan rasa suka cita atas terlaksananya acara seminar kali ini. Beliau berpesan bahwa untuk menjadi seorang perawat yang profesional tidak hanya dituntut untuk mampu menerapkan proses keperawatan saja tetapi akan lebih baik lagi apabila perawat mampu mengambil peluang secara enterpreneurship untuk menunjang profesinya.

Ketua PPNI kota Magelang yang juga hadir pada acara seminar tersebut sangat mendukung adanya seminar dengan tema yang sangat menarik ini. Ketua PPNI Kota Magelang, Prayitno, S.Kep, Ns merupakan alumni dari Prodi Keperawatan Magelang menyampaikan bahwa pada era globalisasi perawat tidak hanya dituntut untuk terampil di bidangnya saja tetapi harus lebih memperluas wawasan untuk mengembangkan diri terutama dalam bidang wirausaha yang berkaitan dengan profesi perawat

Pembantu Direktur III Bidang Kemahasiswaan, Marsum BE, SPd, MHP dalam hal ini hadir mewakili Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang, menyampaikan sambutan dengan sangat bersemangat. Menyoroti kerjasama yang terjalin antara HIMA dengan pengelola institusi, Ikatan Alumni dan PPNI serta pihak ketiga yang membantu terlaksananya acara seminar ini beliau menyatakan sangat bangga. Menurut beliau satu kata yang sesuai untuk menggambarkan kerjasama seluruh panitia yaitu MANTAP, sedangkan tentang materi dan narasumber pada seminar kali ini beliau menyampaikan ada dua kata yang sesuai yaitu LUAR BIASA disambut dengan tepuk tangan yang sangat meriah oleh seluruh hadirin.

Acara inti seminar kesehatan ini dimulai pukul 09.00 wib dengan dipandu oleh moderator Suyanta, SPd, S.Kep, MA yang merupakan dosen kewirausahaan di Prodi Keperawatan Magelang. Panitia sangat tepat dalam menentukan moderator untuk seminar ini, karena beliau adalah seorang wirausahawan sukses di bidang keperawatan jiwa yaitu sebagai owner sebuah home stay psikogeriatri di Jambewangi, Magelang. Beliau sangat bersemangat dalam membawakan dan mengatur jalannya seminar ini.

Pembicara pertama pada seminar kesehatan ini adalah dr. Pujisriyani, Sp.BP-RE seorang dokter spesialis bedah plastik yang berdinas di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Pada kesempatan ini beliau mengambil tema trend perawatan luka terkini pada DM dengan menggunakan madu. Penyampaian pesan yang sangat jelas disertai foto-foto sebagai bukti keberhasilan dari perawatan luka menggunakan madu menjadikan materi ini sangat menarik.

Luka yang dirawat dengan menggunakan madu mengalami proses penyembuhan yang lebih cepat dan lebih alami. Pada awalnya, luka yang penuh dengan nanah dan jaringan nekrosis atau jaringan mati terlihat kotor dan berbau. Dalam waktu 1 – 2 bulan dilakukan perawatan dengan menggunakan madu yang dioleskan langsung ke seluruh bagian luka, kemudian luka yang telah diolesi madu tersebut ditutup dengan menggunakan kassa hidrogel khusus yang mencegah kontaminasi serta mencegah madu berpindah dari luka. Perawatan luka dengan madu sudah banyak diteliti. Berdasarkan evidence based ini dr. Pujisriyani, Sp.BP-RE menyarankan untuk perawatan luka DM menggunakan madu disesuaikan dengan metode perawatan luka yang benar.

Narasumber kedua adalah Eko Julianto, A.Kep, S.Pd, M.Kes, CWCC. Beliau merupakan CEO Sekar Melati Wound and Herbal Therapy Foundation. Beliau adalah praktisi dibidang perawatan. Melalui seminar ini beliau menjelaskan bahwa dalam menangani luka DM ada tiga langkah utama. Langkah pertama yaitu membersihkan luka. Cairan yang dipilih untuk membersihkan luka adalah cairan yang netral dan tidak merusak jaringan. Langkah kedua adalah mengoleskan madu tepat pada permukaan luka. Langkah ketiga adalah menutup luka dengan benar. Apabila proses perawatan luka ini dilaksanakan dengan benar maka dalam waktu 1 – 2 bulan akan terjadi perubahan yang signifikan terhadap luka DM.

Pada kesempatan ini, narasumber menyiapkan beberapa contoh produk herbal berbasis madu yang merupakan hasil karya beliau sendiri. Produk tersebut antara lain sabun cuci luka berbahan madu, cream, shampoo dan sabun wajah. Berdasarkan testimoni, luka DM yang dicuci menggunakan sabun cuci luka berbahan madu ini menjadi tidak berbau dan luka menjadi cepat sembuh.

Narasumber ketiga adalah Suharsono, MN merupakan dosen di Prodi Keperawatan Magelang yang saat ini menjadi kandidat doktor di Universitas Gadjah Mada. Materi yang disampaikan mengenai tinjauan psikologis pada luka DM. Penderita DM tidak hanya mengalami masalah pada fisiknya tetapi juga kejiwaannya. Kejadian DM dan timbulnya stres merupakan suatu lingkaran setan yang harus diputus salah satu mata rantainya. Ketika seseorang mengalami stres maka akan mempengaruhi bertambahnya produksi salah satu hormon stres yaitu cortisol. Dengan meningkatnya kadar cortisol maka akan menghambat produksi insulin yang akan menyebabkan DM. Seseorang yang didiagnosis menderita DM akan mengalami stres yang justru akan memperparah penyakitnya. Sehingga beliau menekankan bahwa  seorang perawat harus dapat mengelola pasien yang terdiagnosis DM dengan penuh rasa empati. Ketrampilan mendengarkan setiap keluhan menjadi modal penting dalam melakukan manajemen pada pasien DM.

Sebelum acara seminar berakhir, panitia membagikan doorprize yang menarik bagi peserta seminar. Dua buah lagu kembali hadir menghibur peserta seminar hingga akhirnya seminar ditutup pada pukul 13.30. Salah satu peserta seminar yang enggan disebutkan namanya, menyatakan bahwa sangat senang dengan acara ini karena semakin membuka wawasan dan membangkitkan semangatnya untuk banyak belajar terutama tentang perawatan pasien yang kreatif dan inovatif.(Yeni Y)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *